Langsung ke konten utama

Cara Memotivasi Anak Untuk Rajin Belajar

Cara Memotivasi Anak Untuk Rajin Belajar

Cara Memotivasi Anak Untuk Rajin Belajar. Salah satu tantangan  bagi orang tua dan guru dalam hal pendidikan anak adalah sulitnya memotivasi anak mau belajar. Berbagai macam cara terus diupayakan agar anak-anak yang mereka asuh memiliki motivasi yang kuat dan meraih prestasi yang membanggakan. Namun yang masih sering terjadi, usaha tersebut belum sepenuhnya berhasil. Anak-anak tetap saja malas belajar, mereka belajar kalau diminta, bahkan tidak jarang anak-anak tersebut tidak peduli dengan hasil belajar mereka sendiri.

Pertanyaannya siapakah yang salah?

Apakah  anak? ataukah kita sebagai orang tua dalam mendidik anak?

Saya yakin akan ada banyak jawaban dari pertanyaan ini. Mungkin akan ada yang mengatakan anak yang salah. Ada yang lain mungkin akan menjawab guru dan orang tua yang salah. Bahkan saya yakin ada juga yang menjawab dua-duanya salah. Anak salah, orang tua dan guru juga salah.

Terlepas dari semua  jawaban Anda, menurut saya pribadi, orang tua dan guru lah yang paling banyak punya Andil pada masalah tersebut? Kenapa, karena mereka lah pembimbing dan pendidik utama anak. Orang tua di rumah dan guru di sekolah.

Lantas apa yang bisa dilakukan oleh guru dan orang tua jika mendapati anak-anak mereka mengalami problem masalah belajar?

Cara Memotivasi Anak Untuk Rajin Belajar

Ini dia solusi buat Anda para orang tua dan guru. Saya akan menunjukkan 8 Cara Memotivasi Anak Untuk Rajin Belajar. Tulisan ini saya sarikan dari buku yang ditulis oleh Suhardi Fadjaray seorang pembicara publik, dan konsultan pendidikan yang berjudul “memotivasi anak agar keranjingan belajar” yang berisi tentang delapan strategi memotivasi anak untuk belajar.

Apa saja strateginya? Silahkan Anda simak dalam penjelasan berikut:

1. Mulailah dari diri sendiri

Satu masalah utama yang dihadapi anak-anak kita saat ini adalah krisis keteladanan. Sekarang coba renungkan, sebagai orang tua dan guru, apakah selama ini kita sudah memberikan contoh-contoh perilaku yang kita harapkan kepada anak-anak kita? kalau kita ingin agar anak-anak gigih dalam belajar, adakah kita juga sudah menampilkan perilaku gigih tersebut?

Apa pun jawaban Anda ini penting bagi proses belajar anak-anak Anda.

Jika Anda sudah menemukan jawabannya, langkah selanjutnya silahkan Anda evaluasi diri, Anda perbaiki mana-mana yang perlu Anda perbaiki sebagai orang tua dan guru.

2.  Cinta yang selalu di – up grade

Saya yakin Anda sebagai  orang tua dan guru sangat mencintai anak-anak Anda. Betul, ini tidak bisa dibantah. Kecuali Anda sudah gila. Tapi sayang banyak dari kita tidak menyadari bahwa sering kali cinta itu diekspresikan dengan cara yang kurang tepat. Misalnya karena alasan cinta dan demi kebaikan anak, kita menjadi orang tua yang otoriter, karena alasan cinta dan demi kebaikan anak para guru sering menunjukkan sikap yang terlalu over disiplin. Mungkin tujuan kita baik, tapi apakah tujuan baik itu sama dengan apa yang dipikirkan anak. Jawabannya, tidak! Justru sikap baik kita tersebut sering dianggap sebagai bentuk tuntutan, paksaan, dll.

Untuk itu cara terbaik dalam hal ini adalah selalu up grade rasa cinta Anda. Dan landasi rasa cinta tersebut dengan kesabaran. Cinta tanpa sabar akan membuat Anda hilang kesadaran. Hal inilah yang akhirnya menimbulkan salah dalam mengaplikasikan cinta.

Yakinlah jika ini bisa Anda lakukan dengan baik, lama kelamaaan anak-anak Anda akan melihat itu semua. Bahkan tanpa dipaksa pun mereka akan menyadari bahwa Anda sangat mencintai dan menyayangi mereka.

3.  Mengubah sudut pandang

Perilaku, sikap, pandangan orang tua terhadap anak akan berfungsi sebagai program mental bagi anak. Anak akan menjadi berkonsep diri positif manakala oleh orang tua, guru dan lingkungannya di program secara positif. Begitu pula sebaliknya anak akan berprestasi rendah manakala ia di program untuk berkonsep diri rendah.

Jadi rubah sudah pandang Anda, jangan pernah bilang anak kita itu malas, nakal, bodoh, bandel, sulit diatur dan sebagainya, karena hal itu akan tertanam pada diri anak. Jika hal itu dipercaya oleh anak maka dalam dirinya akan terpatri konsep bahwa dirinya memang seperti apa yang kita katakan. Untuk itu pikirkan dan katakan sesuatu yang positif tentang anak.  Dengan begitu anak-anak kita akan memiliki konsep yang positif terhadap diri mereka sendiri. dan ini penting untuk menunjang motivasi belajar anak di rumah maupun di sekolah.

4.  Manata ulang konsep diri

Dalam strategi ini kita fokus pada menata ulang konsep diri. Hal ini diperlukan jika kita mendapati anak-anak kita sudah terlanjur memiliki konsep diri yang keliru. Dan cara yang bisa Anda terapkan adalah dengan cara pemrograman ulang bawah sadar anak-anak.

Bagaimana melakukannya, berikut beberapa cara melakukan pemrograman ulang
  • Mencari sisi kelebihan anak untuk diberikan penguatan berupa pujian
  • Mengondisikan anak agar menemukan momen-momen sukses, apa pun bentuk kegiantannya
  • Upayakan anak dapat merekam perasaannya saat mencapai prestasi dan bisa memanggil perasaan itu kembali saat dibutuhkan.
  • Berilah penguatan (afirmasi positif) yakni pernyataan penguatan tentang momen-momen sukses anak
Semua stimulus yang Anda berikan dengan cara di atas harus Anda lakukan secara berulang-ulang dengan begitu anak-anak akan meresponnya dengan lebih baik, sehingga semakin lama konsep diri yang salah akan berubah menjadi konsep diri yang benar.

5.  Melepas ranjau mental anak

“Saya harus baik dalam segala hal”
“Diri saya adalah prestasi-prestasi saya”

Inilah dua ranjau mental yang tertanam dalam diri anak. Dan ranjau ini muncul akibat pola asuh kita yang kurang pas dalam mendidik.

Seperti yang kita tahu hampir semua orang tua ingin anaknya menjadi yang terbaik. Tujuan tersebut sebenarnya baik, tapi perlu Anda tahu hal tersebut kadang malah menjadi sebuah tekanan bagi anak. Terlebih untuk sesuatu yang kurang mereka sukai. Jadi Kita sebagai orang tua atau guru tidak bisa memaksa anak untuk menjadi yang terbaik dalam segala hal.  Karena anak setiap anak itu untuk dengan berbagai kelebihan dan kekurangan yang dimiliki.

Lantas apa yang perlu kita lakukan? terimalah mereka apa adanya, hargai semua kerja keras yang sudah mereka lakukan.  Selalu cintai mereka sebagai anak dengan segala kekurangan dan kelebihannya tanpa membeda-bedakan antara satu dengan yang lain.

6.  Tunjukkan manfaat

Memberikan hadiah kepada anak karena mereka berhasil memenuhi keinginan kita adalah hal yang sah-sah saja. Namun sering kali kita tidak sadar, bahwa apa yang anak upayakan bukan untuk diri mereka, melainkan untuk kita. Untuk memenuhi keinginan kita dan untuk hadiah yang akan kita berikan. Cara ini mungkin efektif untuk mendongkrak motivasi anak untuk belajar. namun sifatnya sementara. Padahal yang harusnya kita lakukan adalah memotivasi mereka supaya memiliki motivasi diri yang kuat. Mereka mau berjuang meraih presentasi untuk diri mereka sendiri. Untuk kebaikan mereka, bukan untuk kita sebagai orang tua atau guru.

Lantas apa yang perlu dilakukan? Tunjukkan kepada anak manfaat yang akan mereka peroleh jika berhasil meraih prestasi yang bagus. Latih mereka untuk bertanya “mengapa saya harus berprestasi, apa manfaatnya bagi saya?” jika anak-anak kita mampu melakukannya. Maka motivasi yang kuat dari dalam akan terbangun, sehingga mereka akan semakin giat untuk mencapai prestasi yang maksimal. Bukan untuk kita sebagai orang tua, tapi untuk diri mereka sendiri.

7.  Merancang peta sukses

Sangat jarang orang tua maupun guru mendampingi akan-anak dalam merancang peta sukses. Padahal peta sukses itu penting. Peta sukses ini berisi tujuan dan rencana-rencana yang masuk akal untuk mencapai tujuan. Jika anak-anak kita memiliki target yang jelas dalam kegiatan belajarnya maka mereka akan mudah menyusun rencana untuk mencapainya.

Sekarang coba Anda tanya pada anak-anak Anda “apa tujuan kamu belajar”? saya yakin kebanyakan anak-anak kita akan menjawab tidak tahu, kalau pun menjawab mereka akan menjawab “aku ingin jadi orang sukses”. Tapi pada dasarnya mereka sendiri tidak tahu sukses seperti apa yang ingin mereka raih. Untuk itulah kita sebagai orang tua dan guru, harus mendampingi mereka, mengajarkan mereka bagaimana menyusun rencana-rencana untuk kehidupan yang akan mereka jalani. Usahakan juga semua rencana mereka tertulis dengan baik. Ini penting, supaya ketika anak lupa dengan apa yang sudah direncanakan, mereka bisa membuka kembali peta sukses yang sudah dibuat.

8.  Pemeliharaan emosional

Strategi terakhir adalah pemeliharaan emosional. Ingat anak-anak kita itu tidak hidup tanpa masalah. Mereka sama seperti kita punya masalah dan punya problem. Karena itulah tugas kita sebagai orang tua dan guru adalah mendukung mereka. Kita sebagai orang tua dan guru harus peka. Jangan sampai kita hanya meminta mereka untuk belajar, tapi kita tidak mau tahu dengan masalah yang mereka alami. Kedekatan kita, cinta kasih kita terhadap mereka akan sangat membantu dalam pemeliharaan emosional yang mereka miliki. Jangan pernah tunjukkan kemarahan, kebencian atau hal-hal yang negatif di depan anak, karena itu akan menjadi pengganggu dalam perkembangannya dan dalam proses belajar yang mereka tempuh.

Demikianlah 8 strategi cara memotivasi anak agar doyan belajar.  Silahkan Anda terapkan dalam hidup Anda. Jika ada manfaat yang bisa Anda peroleh, maka sesungguhnya itu adalah untuk anak-anak Anda., untuk kemajuan mereka dan untuk prestasi mereka.

Bagaimana menurut Anda


Baca juga :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Enam Mitos Seputar Membaca

Apakah Anda termasuk orang yang percaya pada mitos? Kalau saya pribadi tidak. Kenapa karena mitos itu sendiri hanyalah sebuah opini publik yang berkembang di tengah masyarakat yang terkadang menurut sebagian orang diakui kebenarannya. Padahal kalau kita kaji mitos itu sendiri cenderung jauh dari kebenaran. Masyarakat pada umumnya mempercayai berbagai banyak mitos, salah satunya mitos dalam membaca. Heh,,,Membaca juga ada mitosnya? Ya benar, membaca pun ada mitosnya, dan karena itulah akhirnya masyarakat punya mindset yang salah tentang membaca. Ingin tahu apa saja mitos tentang membaca? Baiklah berikut akan saya tuliskan 6 mitos dalam membaca yang saya kutip dari bukunya R.M Sarep Putra dalam bukunya yang berjudul Menumbuhkan minat baca sejak dini. Baca juga : Cara memotivasi anak rajin belajar Mitos 1. Harus membaca setiap kata Ketika membaca haruskah kita membaca setiap kata? Tidak! Tidak setiap kata dalam kalimat harus kita baca untuk mengerti keseluruhan makna dalam kal

Berani Ambil Resiko Seperti Columbus

Saya yakin sebagian besar dari anda sudah tidak asing lagi dengan tokoh yang satu ini. Columbus adalah tokoh yang terkenal karena telah menyeberangi samudra Atlantik sampai ke benua Amerika. Selama ini sebagian dari kita tahunya Columbus adalah penemu benua amerika, tapi sejarah sebenarnya tidak sepenuhnya demikian. Untuk lebih jelasnya silahkan anda baca sendiri tentang sejarah penemu benua Amerika di buku-buku sejarah. Karena di sini saya tidak akan menjelaskan tentang penemu benua amerika Itu Columbus atau bukan. Tapi yang jelas saya akan menjelaskan sebuah pelajaran berharga tentang keberanian untuk membuktikan kebenaran dan meraih kesuksesan. Mari kita kilas balik sejarah masa lalu. Columbus yang bernama lengkap Cristopher Columbus adalah petualang asal Italia, seorang penjelajah yang percaya bahwa bentuk bumi ini bulat atau bola kecil dan   yakin bisa menemukan jalan lebih praktis ke daerah Asia di timur dengan cara berlayar ke arah barat melintasi Samudra Atlantik. Di zaman in